Kamis, 18 Desember 2014

Penerapan Metode Debat dalam Pembelajaran Sejarah




Penerapan Metode Debat dalam Pembelajaran Sejarah

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar


               Oleh :
     Yulia Kusmawati   (120210302018)
                                    Kelas  B


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
           FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
          UNIVERSITAS JEMBER
             2014/2015




BAB I
PENDAHULUAN

1. 1            Latar Belakang
Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa. Suatu tes terhadap sejumlah sekolah dari berbagai kabupaten dan propinsi menunjukkan hasil belajar siswa sangat rendah (Lastri 1993:12). Nilai Ebtanas di Sekolah dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan hasil belajar yang kurang menggembirakan (Depdikbud, 1998). Bloom (1982: 11) mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan ini menyangkut model pembelajaran yang digunakan.
Sering ditemukan di lapangan bahwa guru menguasai materi suatu subjek dengan baik tetapi tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal itu terjadi karena kegiatan tersebut tidak didasarkan pada model pembelajaran tertentu sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah. Timbul pertanyaan apakah mungkin dikembangkan suatu model pembelajaran yang sederhana, sistematik, bermakna dan dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga dapat membantu meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar. Berkenaan dengan hal itu, maka dengan memperhatikan berbagai konsep dan teori belajar dikembangkanlah suatu model pembelajaran yang disebut dengan model pembelajaran Debat. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran Debat terhadap motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa, telah dicobakan pada sejumlah siswa di dua sekolah yang berbeda. Hasil percobaan di lapangan menunjukkan bahwa model pembelajaran Debat memberi pengaruh yang positif terhadap motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, model pembelajaran debat ini dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, dan sebagai suatu alternatif dalam usaha meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa.

1. 2    Rumusan Masalah
1.2.1     Apa definisi dari metode pembelajaran debat?
1.2.2     Bagaimana langkah-langkah metode pembelajaran debat?
1.2.3     Apa kelebihan dari metode pembelajaran menggunakan metode debat?
1.2.4     Apa kekurangan  dari metode pembelajaran menggunakan metode debat?
1.2.5     Apa alasan memilih metode pembelajaran debat?

1. 3   Tujuan
1. 3.1   Untuk mengetahui metode pembelajaran bedat
1. 3.2   Untuk mengetahui langkah-langkah metode pembelajaran debat
1. 3.3   Untuk mengetahui kelemahan metode debat
1. 3.4   Untuk mengetahui kekurangan metode debat
1. 3.5   Untuk mengetahui alasan memilih metode pembelajaran debat


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Definisi Metode Pembelajaran Debat
Debat adalah kegiatan argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara individual maupun kelompok dalam mendiskusikan dan memecahkan suatu masalah. Debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri. Debat adalah suatu diskusi antara dua orang atau lebih yang berbeda pandangan, dimana antara satu pihak dengan pihak yang lain saling menyerang (opositif).
Debat terjadi di mana unsur emosi banyak berperan. Dimana para peserta lebih kuat mempertahankan pendapatnya dan hanya ada sedikit ruangan dalam batinnya, kalau ada, untuk mendengar dengan baik pendapat orang lain. Suasana menjadi ‘ramai’ dan sifat diskusi yang damai tidak terjadi. Masing-masing peserta hanya mau ‘mendengar’ pendapatnya sendiri-sendiri dan berkehendak agar supaya peserta lain menyetujui pendapatnya. Jadi ada unsur pemaksaan kehendak.
Metode debat ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada mahasiswa dan peran mahasiswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran dosen bisa sebagai pemonitor proses belajar.

2.2  Langkah-langkah metode pembelajaran debat
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam metode pembelajaran debat, yaitu sebagai berikut:
2.2.1        Guru Membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainya kontra. Dimana agar siswa dapat mengeluarkan semua pendapatnya dimana kelompok pro itu berpihak dengan materi, sementara kelompok kontra itu malah menantang materi yang telah disepakati.
2.2.2        Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas. Dimana materi itu kemudian dikembangkan oleh para siswanya dan mereka mengeluarkan semua pengetahuan yang berkaitan dengan permasalahan, sementara kelompok kontra hanya bisa menyangga keputusan dari kelompok pro saja.
2.2.3        Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggotanya. Kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibahas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya. Pada kegiatan ini semua anggota kelompok dijawibkan untuk berfikir semua tanpa terkecuali.
2.2.4        Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi.
2.3.4         Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap. Pada saat itu dimana kedua kelompok tersebut harus bisa memahami konsep yang telah diberikan oleh guru dan mereka harus menyampaikan argument mereka masing-masing.
2.3.5        Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai. kemudian guru membuat kesimpulan pihak mana yang argumennya yang bisa terima oleh logika dan sesuai dengan fakta yang ada,

2.3 Kelebihan Metode Pembelajaran Debat
Kelebihan dari metode pembelajaran debat yaitu sebagai berikut:
a)      Memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.
b)      Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang telah diberikan.
c)      Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat.

2.4 Kelemahan Metode Pembelajaran Debat
Kelemahan metode pembelajaran Debat yaitu sebagai berikut:
a)      Ketika menyampaikan pendapat saling berebut. Terjadi debat kusir yang tak kunjung selesai bila guru tidak menengahi. Sementara Siswa yang pandai berargumen akan slalu aktif tapi yang kurang pandai berargumen hanya diam dan pasif.
b)      Menghabiskan banyak waktu untuk melakukan sesi debat antar kelompok.
c)      Perlunya tema yang mudah dipahami oleh siswa.
d)     Tema haruslah dapat diperdebatkan.
e)      Perataan siswa dalam kelompok terkadang tidak heterogen.

2.5 Alasan Memilih Metde Debat
      Alasan memilih metode bedat ini karena siswa itu dapat menyampaikan argumentasi tasi yang mereka punya, selain itu para kelompok pro dan kontra akan mempertahankan keputusan mereka sampai salah satu kelompok menang. Pada metode bedat ini, antara kelompok pro dengan kelompok kontra akan saling menyerang sehingga akan terjadi yang namanya bedat kusir, dimana debat kusir ini adalah suatu debat yang tidak akan kunjung selesai jika guru tidak menengahinya. Kedua kelompok inin tidak akan pernah puas dengan keputusan-kuputusan kelompok lawannya, sehingga mereka terus mengeluarkan argumennya dan mereka akan terus memegang pendirian atas keputusan yang mereka ambil pada saat itu. Dalam metode ini siswa juga dituntut untuk bisa berbicara dan berpendapat.
      Penerapan metode debat ini dirancang oleh oleh pendidik sangat cocok digunakan dalam kegiatan pembelajaran sejarah. hal tersebut dikarenakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran sejarah membutuhkan suatu perdebatan untuk mengungkap suatu fakta-fakta masa lampau yang telah banyak diubah jalur ceritanya pada saat ini.  Oleh sebab itulah metode ini dipilih untuk kegiatan pembelajaran sejarah. Metode ini juga dapat memperluas wawasan peserta didik dalam memahami pembelajaran sejarah yang telah ditengkan oleh pendidik. Mereka juga dapat secara langsung mengetahui suatu permasalahan-permasalahan yang terjadi pada saat itu.


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
      Debat adalah kegiatan argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara individual maupun kelompok dalam mendiskusikan dan memecahkan suatu masalah. Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran sejarah yaitu define dari bedat itu ialah membawa peserta didik untuk bisa menyampaikan argument yang mereka miliki dan mereka harus bisa memegang atau mempertanggung jawabkan argument yang mereka punya.
      Metode debat ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Metode-Metode-Pembelajaran http://www.scribd.com/doc/ 1306_5635/Metode-metode-pembelajaran.
Ahmadi, Abu & Joko Tri Prasetya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia
Anonim. 2010. Metode Pembelajaran Efektif. http:// shinta91. wordpress. com/ 2010/ 01/ 28/metode-pembelajaran-efektif/.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar