Penerapan
Metode Debat dalam Pembelajaran Sejarah
Disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
Oleh :
Yulia
Kusmawati (120210302018)
Kelas B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1
Latar
Belakang
Salah satu
masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa.
Suatu tes terhadap sejumlah sekolah dari berbagai kabupaten dan propinsi
menunjukkan hasil belajar siswa sangat rendah (Lastri 1993:12). Nilai Ebtanas
di Sekolah dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan hasil belajar yang
kurang menggembirakan (Depdikbud, 1998). Bloom (1982: 11) mengemukakan tiga
faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi
berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah kualitas
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan ini menyangkut model pembelajaran yang
digunakan.
Sering
ditemukan di lapangan bahwa guru menguasai materi suatu subjek dengan baik tetapi
tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal itu terjadi
karena kegiatan tersebut tidak didasarkan pada model pembelajaran tertentu
sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah. Timbul pertanyaan apakah
mungkin dikembangkan suatu model pembelajaran yang sederhana, sistematik,
bermakna dan dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga dapat membantu meningkatkan motivasi
berprestasi dan hasil belajar. Berkenaan dengan hal itu, maka dengan
memperhatikan berbagai konsep dan teori belajar dikembangkanlah suatu model
pembelajaran yang disebut dengan model pembelajaran Debat. Untuk mengetahui
bagaimana pengaruh model pembelajaran Debat terhadap motivasi berprestasi dan
hasil belajar siswa, telah dicobakan pada sejumlah siswa di dua sekolah yang
berbeda. Hasil percobaan di lapangan menunjukkan bahwa model pembelajaran Debat
memberi pengaruh yang positif terhadap motivasi berprestasi dan hasil belajar
siswa. Oleh karena itu, model pembelajaran debat ini dapat digunakan oleh para
guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, dan sebagai
suatu alternatif dalam usaha meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil
belajar siswa.
1. 2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apa definisi dari metode pembelajaran debat?
1.2.2
Bagaimana langkah-langkah metode pembelajaran debat?
1.2.3
Apa kelebihan dari metode pembelajaran menggunakan
metode debat?
1.2.4
Apa kekurangan
dari metode pembelajaran menggunakan metode debat?
1.2.5
Apa alasan memilih metode pembelajaran debat?
1. 3
Tujuan
1. 3.1
Untuk mengetahui metode pembelajaran bedat
1. 3.2
Untuk mengetahui langkah-langkah metode pembelajaran
debat
1. 3.3
Untuk mengetahui kelemahan metode debat
1. 3.4
Untuk mengetahui kekurangan metode debat
1. 3.5
Untuk mengetahui alasan memilih metode pembelajaran debat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Metode Pembelajaran Debat
Debat
adalah kegiatan argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara individual
maupun kelompok dalam mendiskusikan dan memecahkan suatu masalah. Debat
dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat
dihasilkan melalui voting atau keputusan juri. Debat adalah suatu diskusi
antara dua orang atau lebih yang berbeda pandangan, dimana antara satu pihak
dengan pihak yang lain saling menyerang (opositif).
Debat terjadi di mana unsur emosi
banyak berperan. Dimana para peserta lebih kuat mempertahankan pendapatnya dan
hanya ada sedikit ruangan dalam batinnya, kalau ada, untuk mendengar dengan
baik pendapat orang lain. Suasana menjadi ‘ramai’ dan sifat diskusi yang damai
tidak terjadi. Masing-masing peserta hanya mau ‘mendengar’ pendapatnya
sendiri-sendiri dan berkehendak agar supaya peserta lain menyetujui
pendapatnya. Jadi ada unsur pemaksaan kehendak.
Metode debat ini merupakan salah satu
metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik
siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa
dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang.
Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang
lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang
ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan
kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil
seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan
materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka
belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk
menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha
berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas
kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada mahasiswa dan peran mahasiswa
dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin
bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan
(summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran
dosen bisa sebagai pemonitor proses belajar.
2.2 Langkah-langkah metode pembelajaran
debat
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
metode pembelajaran debat,
yaitu sebagai berikut:
2.2.1
Guru Membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang
lainya kontra. Dimana agar siswa dapat mengeluarkan semua pendapatnya dimana
kelompok pro itu berpihak dengan materi, sementara kelompok kontra itu malah
menantang materi yang telah disepakati.
2.2.2
Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan
oleh kedua kelompok diatas. Dimana materi itu kemudian dikembangkan oleh para
siswanya dan mereka mengeluarkan semua pengetahuan yang berkaitan dengan
permasalahan, sementara kelompok kontra hanya bisa menyangga keputusan dari
kelompok pro saja.
2.2.3
Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu
anggotanya. Kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibahas oleh
kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa
mengemukakan pendapatnya. Pada kegiatan ini semua anggota kelompok dijawibkan
untuk berfikir semua tanpa terkecuali.
2.2.4
Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis
inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang
diharapkan guru terpenuhi.
2.3.4
Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap. Pada saat itu
dimana kedua kelompok tersebut harus bisa memahami konsep yang telah diberikan
oleh guru dan mereka harus menyampaikan argument mereka masing-masing.
2.3.5
Dari data-data di papan
tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada
topik yang ingin dicapai. kemudian guru membuat kesimpulan pihak mana yang
argumennya yang bisa terima oleh logika dan sesuai dengan fakta yang ada,
2.3
Kelebihan Metode
Pembelajaran Debat
Kelebihan dari metode pembelajaran debat yaitu sebagai berikut:
a) Memantapkan pemahaman konsep siswa
terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.
b) Melatih siswa untuk bersikap kritis
terhadap semua teori yang telah diberikan.
c) Melatih siswa untuk berani
mengemukakan pendapat.
2.4
Kelemahan Metode
Pembelajaran Debat
Kelemahan metode pembelajaran Debat yaitu sebagai berikut:
a) Ketika menyampaikan pendapat saling
berebut. Terjadi debat kusir yang tak kunjung selesai bila guru tidak
menengahi. Sementara Siswa yang pandai berargumen akan slalu aktif tapi yang
kurang pandai berargumen hanya diam dan pasif.
b) Menghabiskan banyak waktu untuk
melakukan sesi debat antar kelompok.
c) Perlunya tema yang mudah dipahami
oleh siswa.
d) Tema haruslah dapat diperdebatkan.
e) Perataan siswa dalam kelompok
terkadang tidak heterogen.
2.5
Alasan Memilih Metde
Debat
Alasan memilih metode
bedat ini karena siswa itu dapat menyampaikan argumentasi tasi yang mereka
punya, selain itu para kelompok pro dan kontra akan mempertahankan keputusan
mereka sampai salah satu kelompok menang. Pada metode bedat ini, antara
kelompok pro dengan kelompok kontra akan saling menyerang sehingga akan terjadi
yang namanya bedat kusir, dimana debat kusir ini adalah suatu debat yang tidak
akan kunjung selesai jika guru tidak menengahinya. Kedua kelompok inin tidak
akan pernah puas dengan keputusan-kuputusan kelompok lawannya, sehingga mereka
terus mengeluarkan argumennya dan mereka akan terus memegang pendirian atas
keputusan yang mereka ambil pada saat itu. Dalam metode ini siswa juga dituntut
untuk bisa berbicara dan berpendapat.
Penerapan metode debat ini dirancang oleh oleh pendidik sangat cocok digunakan dalam
kegiatan pembelajaran sejarah. hal tersebut dikarenakan bahwa dalam kegiatan
pembelajaran sejarah membutuhkan suatu perdebatan untuk mengungkap suatu
fakta-fakta masa lampau yang telah banyak diubah jalur ceritanya pada saat ini. Oleh sebab itulah metode ini dipilih untuk kegiatan pembelajaran
sejarah. Metode ini juga dapat memperluas wawasan peserta didik dalam memahami
pembelajaran sejarah yang telah ditengkan oleh pendidik. Mereka juga dapat
secara langsung mengetahui suatu permasalahan-permasalahan yang terjadi
pada saat itu.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Debat adalah kegiatan argumentasi antara
dua pihak atau lebih, baik secara individual maupun kelompok dalam
mendiskusikan dan memecahkan suatu masalah. Dalam hubungannya dengan kegiatan
pembelajaran sejarah yaitu define dari bedat itu ialah membawa peserta didik
untuk bisa menyampaikan argument yang mereka miliki dan mereka harus bisa
memegang atau mempertanggung jawabkan argument yang mereka punya.
Metode debat ini merupakan
salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan
akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra.
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat
orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua
orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang
ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan
kontra diberikan kepada guru.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2010. Metode-Metode-Pembelajaran http://www.scribd.com/doc/
1306_5635/Metode-metode-pembelajaran.
Ahmadi, Abu & Joko Tri Prasetya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung :
Pustaka Setia
Anonim. 2010. Metode Pembelajaran Efektif. http:// shinta91. wordpress. com/ 2010/
01/ 28/metode-pembelajaran-efektif/.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar